Selasa, 25 Februari 2014

Waluh juai, balangan, Kalimantan selatan



Waluh juai, balangan, Kalimantan selatan
Juai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Balangan,
Kalimantan Selatan, Indonesia.

Di juai Edintik dengan waluh, Yaitu Waluh Juai.
Area penanaman waluh ada di Kecamatan Juai, Di muka Kantor Camat, , Labu atau waluh Unggul varietas juai ini selain ditanam di lahan kebun, bias juga ditanam di rawa lebak yang ditanam di musim kemarau, Waluh ini yang selalu disuguhi sayur bening campus bayam. Jagung dan labu (waluh) . Selain campuran sayur bening, penduduk Kalimantan selatan juga mengolah labu menjadi kue seperti, pais, kolak dan bingka. Buah labu memiliki daya simpan yang tahan lama,…

MANDAI DARI KULIT TIWADAK (CEMPEDAK)




Bagi orang lain mungkin merasa aneh melihat jenis makanan kesukaan sebagian masyarakat suku Banjar yang tinggal di Kalsel, yaitu kulit tiwadak (cempedak) yang disebut mandai.
Mandai adalah kulit cempedak yang menjadi makanan setelah melalui proses permentasi, caranya kulit cempedak yang sudah masak atau matang setelah dikupas bagian kulit berdurinya lalu dibersihkan kemudian dibubuhi garam secukupnya kemudian dipermentasi (diperan) ditempat tertutup seperti belanga, stoples, atau tempat apa saja.
Setelah proses  pemeraman maka kulit cempedak yang sudah menjadi mandai menjadi lunak maka siap dimasak menjadi makanan teman makan nasi.
Terserah maunya, mau digulai, mau dipepes, atau hanya digoreng dengan minyak tapi tak sedikit menggoreng mandai dengan mentega setelah diberi bumbu secukupnya, khususnya bumbu bawang sedikit terasi dan irisan cabe besar atau cabe rawit, bahkan ada yang dikasih bumbu penyedap seperti ajinomoto.
Mandai yang digoreng paling banyak dimininati dan terdepat banyak di warung dan kesukaan warga karena dinilai selain enak juga mengkonsumsi mandai bisa membangkitkan selera makan lantaran ada perasaraan asam dan gurih.

Cempedak termasuk dalam keluarga nangka. Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel, nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka misin.
Tanaman yang dalam bahasa latin disebut Arocarpus champeden Lour ini mudah tumbuh di dataran mana saja, dan tidak begitu memerlukan perawatan yang rumit.

Lauk pengganti
Cempedak atau tiwadak ini banyak di pakai masyarakat Banjar baik yang mentah maupun yang masak. Yang mentah dijadikan sayur sedangkan yang masak diambil biji buahnya untuk di buat penganan berupa goreng-gorengan, seperti pisang goreng.
Pada musim air pasang pada umumnya masyarakat Banjar mencari ikan dengan cara memancing atau meringgi, tetapi pada musim kemarau tiba masyarakat kesulitan mencari ikan karena airnya surut dan asin.
Pada saat sulit seperti inilah timbul gagasan untuk membuat kulit cempedak menjadi lauk sebagai pengganti ikan. Pembuatannya dengan cara kulit cempedak dikupas, dicuci bersih lalu direndam dengan air garam agar awet dan tahan lama. Asinan kulit cempedak inilah yang diberi nama mandai atau dami.
Mulai saat itu jadilah mandai sebagai tambahan lauk masyarakat Banjar sampai saat ini.
Untuk memperlezat mandai, dapat ditambahkan bahan bahan lain seperti: udang, daging, telur dan bahan lainnya. Variasi pengolahan akan memperlezat penganan berbahan mandai ini.


Senin, 24 Februari 2014

Tari Baksa Kembang


 


Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran . Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional. Disamping itu pula tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan selamatan. Tarian ini memakai hand propertis sepasang kembang Bogam yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai ditarikan. Sebagai gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja yang cantik sedang bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai. Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah Gemuling yang ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda bernama halilipan. Tari Baksa Kembang biasanya ditarikan oleh sejumlah hitungan ganjil misalnya satu orang, tiga orang, lima orang dan seterusnya. Dan tarian ini diiringi seperangkat tetabuhan atau gamelan dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Janklong atau Kambang Muni. Tarian Baksa Kembang ini di dalam masyarakat Banjar ada beberapa versi , ini terjadi setiap keturunan mempunya gaya tersendiri namun masih satu ciri khas sebagai tarian Baksa Kembang, seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang. Pada tahun 1990-an, Taman Budaya Kalimantan Selatan berinisiaf mengumpul pelatih-pelatih tari Baksa Kembang dari segala versi untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku. Setelah ada kesepakatan, maka diadakanlah workshoup Tari Baksa Kembanag dengan pesertanya perwakilan dari daerah Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan. Walau pun masih ada yang menarikan Tari Baksa Kembang versi yang ada namun hanya berkisar pada keluarga atau lokal, tetapi dalam lomba, festival atau misi kesenian keluar dari Kalimantan Selatan harus menarikan tarian yang sudah dibakukan